Cara Kerja Cloud Storage
sebuah sistem cloud storage hanya
membutuhkan satu data server yang terhubung dengan Internet. Melalui Internet,
client (pengguna komputer yang memanfaatkan layanan cloud storage) mengirim
salinan file miliknya ke data server, yang kemudian mencatatnya.
Ketika ingin mengambil file
miliknya, client mengakses data yang tersebut melalui interface berbasis web
(sama dengan pengguna cloud Storage yang menggunakan web broswser saat
mengakses aplikasi online). Selanjutnya, file tersebut dikirimkan ke komputer
client atau mengizinkan client untuk mengakses, dan memanipulasi datanya di
dalam server.
Biasanya, sistem cloud storage
mengandalkan ratusan data server. Karena komputer sewaktu-waktu membutuhkan
perawatan atau perbaikan, menyimpan data yang sama pada beberapa mesin (disebut
redundancy) merupakan hal yang pasti dilakukan oleh setiap sistem cloud
storage.
Tanpa redudancy, sebuah sistem cloud
storage tidak menjamin client bisa mengakses data milik mereka kapan saja.
Kebanyakan, sistem menyimpan data yang sama pada beberapa server dengan tipe
power supply yang berbeda. Dengan demikian, client tetap bisa mengakses data
mereka, meski terjadi kegagalan pada salah satu tipe power supply.
Tidak semua client dimotivasi karena
kekurangan ruang penyimpanan di komputer lokal mereka. Sebagian pengguna cloud
storage memanfaatkan layanan ini untuk keperluan back-up data mereka, sebagai
tindakan berjaga-jaga bila terjadi kerusakan pada komputer atau media
penyimpanan lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar